Learn Today, Lead Tomorow

Pages

Powered by Radikia Prasanta

To become future blogger, jadilah orang yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Powered by Radikia Prasanta

To become future blogger, jadilah orang yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Powered by Radikia Prasanta

To become future blogger, jadilah orang yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Powered by Radikia Prasanta

To become future blogger, jadilah orang yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

This is default featured slide 5 title

To become future blogger, jadilah orang yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Wednesday 31 May 2017

Inspiratif! 4 Siswa SMA RI Raih Penghargaan Riset Dunia

Inspiratif! 4 Siswa SMA RI Raih Penghargaan Riset Dunia


Jakarta - Di tengah masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, 4 siswa SMA ini berbicara dengan prestasi. Hingga lembaga riset dunia memberikan penghargaan pada mereka. 

Adalah Made Radikia Prasanta dan Bagus Putu Satria Suarima, peneliti muda sekaligus siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari SMA Negeri Bali Mandara Provinsi Bali meraih penghargaan khusus dari American Meteorological Society. 

Inspiratif! 4 Siswa SMA RI Raih Penghargaan Riset DuniaFoto: 4 Siswa SMA Indonesia meraih penghargaan riset dari lembaga riset dunia (Kemendikbud)

Karya penelitian Radikia dan Satria yang berjudul "Smart Digital Psychrometer For Forecasting Local Weather" tentang alat prediksi cuaca dengan radius 10 kilometer yang diharapkan dapat membantu petani di wilayahnya yang sangat tergantung dengan cuaca.

Penghargaan khusus lainnya juga diraih oleh Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dengan judul penelitian "Bamboo Forest as a natural Levee of Pyroclastic Flows in Merapi Volcano". Penghargaan khusus yang diterima oleh Azizah diberikan oleh The American Geosciences Institute.

Sementara itu, Latifah Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras Boyolali, Jawa Tengah dengan karya penelitiannya di bidang Social and Behavioral Science yang berjudul "Neglected Children. Case study of public attitudes toward children with HIV AIDS in Surakarta" sukses menjadi pemenang keempat pada Grand Award Intel-International Science and Engineering Fair (ISEF). Selain penghargaan utama, Latifah juga memperoleh penghargaan sebagai Honorable Mentions dari American Psychological Association. 

Sebanyak 1.778 hasil karya penelitian siswa sekolah menengah atas dari 78 negara telah dipamerkan dan dinilai oleh dewan juri pada tanggal 14 sampai dengan 19 Mei 2017 di ajang Olimpiade penelitian tingkat internasional Intel-ISEF di Los Angeles Convention Center, California, Amerika Serikat.

Delegasi Indonesia untuk Intel-ISEF tahun 2017 menampilkan 8 karya penelitian dari SMA yang telah diseleksi melalui kompetisi tingkat nasional, yaitu Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang dibina oleh Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) yang dibina oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 2016.

"Nuansa kompetisi tidak terlihat selama event kecuali semangat berbagi informasi karya penelitian sekaligus menciptakan networking baru di antara para peneliti muda dari berbagai negara. Inilah dampak terpenting dari keikutsertaan pada event ini," demikian disampaikan profesor Tineke Mandang dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang ikut mendampingi para delegasi Indonesia ke Intel-ISEF. 

Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan rasa bangga terhadap pencapaian para siswa delegasi olimpiade penelitian internasional. Diharapkannya ke depan, melalui KIP tidak ada lagi hambatan bagi anak-anak Indonesia berprestasi.

"Semakin hari semakin nyata bisa kita lihat hasil dari program Indonesia pintar ini. Anak-anak yang tidak mampu tetapi memiliki potensi luar biasa sudah bisa menunjukkan prestasinya berkat akses pendidikan yang baik," diungkapkan Menteri Muhadjir usai penyerahan KIP di Malang, Jawa Timur dalam rilis yang diterima, Rabu (24/5/2017). 
(nwk/try)



repost: https://news.detik.com/berita/3510772/inspiratif-4-siswa-sma-ri-raih-penghargaan-riset-dunia

Radikia: Hidupkan Benda Mati, Raih Penghargaan Dunia


Radikia. Begitulah Ia kerap disapa teman-temannya.  Siswa yang lahir di Bungkulan, 8 Februari 17 tahun silam ini memiliki perawakan kecil, namun tidak dengan semangat juangnya. Dibuktikan dengan banyak prestasi yang telah Ia torehkan, bahkan hingga ke tingkat internasional.
Siswa SMA yang memiliki nama lengkap Made Radikia Prasanta ini telah memiliki berbagai prestasi, utamanya di bidang yang Ia sukai, yakni elektronika. “Elektronika itu kreativitas. Bagaimana membuat benda mati menjadi hidup dan berguna,” ungkapnya. Prestasi terbarunya adalah ketika Ia meraih Third Award of Special Award from American Meteorological Society (Badan Meteorologi Dunia yang berpusat di Amerika Serikat) pada kompetisi Intel ISEF 2017 yang diadakan di Los Angeles pada 14-19 Mei lalu.
Siswa yang menyukai warna orange ini mengaku bahwa Ia dan rekannya, Satria, sebelumnya tidak pernah menyangka bisa mendapatkan Third Award of Special Award from American Meteorological Society ini.  “Saya nggak nyangka bisa sampai lolos Intel ISEF, apalagi sampai meraih Special Award ini. Saya hanya melakukan yang terbaik yang saya bisa saja,” ujarnya sambil mengeratkan jaket berlogo Intel ISEF yang Ia kenakan.
Radikia mengaku bahwa keberhasilannya dan Satria dalam kompetisi ini tidak terlepas dari bimbingan kedua pembinanya, yakni I Kadek Yuli Artama dan I Wayan Madiya. “Selain motivasi dari diri sendiri, peran pembina dalam hal ini sangatlah besar. Tanpa mereka dan tidak lupa juga orang tua serta teman-teman, saya mungkin tidak bisa meraih semua itu,” jelasnya dengan tersenyum.
14975
Sebelum prestasi tingkat internasional ini, Radikia juga telah meraih banyak prestasi di bidang elektronika. Keahliannya di bidang ini sebenarnya berawal dari ketertarikannya di bidang pemrograman dan karena terinspirasi dari beberapa kakak kelas yang telah berhasil di bidang elektro juga. “Awalnya tertarik saja, namun setelah lumayan lama berkecimpung di bidang ini, saya jadi suka dan saya serius ingin mendalami bidang ini,” ucap siswa yang ingin melanjutkan perkuliahannya di Jepang ini.
Memiliki orang tua yang hanya bekerja di pabrik roti, tidak pernah menyurutkan semangat juangnya. Bekerja secara maksimal adalah prinsip yang selalu Ia pegang dalam melakukan berbagai hal. “Jangan berpikir tentang hasilnya dulu, lakukan saja dengan maksimal, karena hasil tidak akan pernah menghianati usaha,” ujarnya. 

repost: smanbalimandara.sch.id
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

 
Vegeta - Dragonball Z 2