Akhir tahun 2012, total kekayaan pendiri Facebook, Mark Eliot Zuckenberg mencapai USD 19,2 miliar atau sekitar Rp 176,64 triliun. Orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2013 dipegang oleh R. Budi Hartono dengan total kekayaan USD 8,5 miliar atau sekitar Rp 78,2 triliun dari berbagai sektor bisnis (sumber). Pendiri Ubuntu (distributor Linux asal Afrika Selatan) dan Canonical, Mark Shuttleworth mencatatkan kekayaan bersih sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun, bahkan telah mampu mengantarkannya menjadi wisata angkasa luar bersama Soyuz (Rusia). Wikipedia sendiri memiliki nilai yang mampu menembus angka billion USD. Semua orang menggunakan produknya dengan bebas (free). Lalu bagaimanakah mereka mendapatkan uang?
Facebook
Hanya dari sebuah perusahaan kecil yang semula mengembangkan situs jejaring sosial sampai pada IPO saham di Wall Street. Facebook merupakan korporasi dengan nilai mencapai ratusan juta dolar. Jejaring sosial yang mereka kembangkan, Facebook kini menjadi jejaring sosial nomor satu di dunia yang paling banyak digunakan secara luas oleh berbagai kalangan masyarakat di berbagai penjuru dunia. Siapapun boleh memanfaatkannya (Sign-up), tanpa harus dipungut biaya atas fasilitas dan layanan Facebook. Anda bisa menampilkan profil pribadi, meng-upload foto, dokumentasi tulisan, mengirimkan pesan (inbox), menjalin pertemanan, memanfaatkan fitur keamanan, bermain game, dan sebagainya. Tidak sedikit dari penggunanya yang mendapatkan manfaat positif, bahkan sampai pada manfaat finansial. Lalu apa yang diterima oleh Facebook dan Mark Zuckenberg?
Pernahkah Anda mendengar atau mungkin bermain aplikasi game di Facebook? Sebut saja di antaranya seperti Zinga, Poker, Farm Ville, dan lain sebagainya. Cukup dengan hanya memiliki akun Facebook sudah bisa mengakses game online yang disediakan oleh pengembangnya (pihak ketiga). Di sinilah Facebook meraup keuntungan finansial. Seluruh pengembang aplikasi permainan di Facebook harus membayarkan jasa pemanfaatan web kepada Facebook. Apalagi aplikas permainan tersebut masih dimainkan pada halaman Facebook. Para pengguna masih bisa mendapatkan notifikasi inbox, pertemanan, ataupun notifikasi news, tanpa harus berada di luar halaman Facebook. Sungguh mengasyikkan bukan? Nah, di situlah harga yang akan dimintakan oleh Facebook kepada pihak pengembang aplikasi permainan.
Facebook saat ini juga menyediakan ruang untuk iklan (advertising room) yang akan ditampilkan pada setiap akses di halaman dinding, profile, photos, notes, dan sebagainya. Sempat muncul semacam browser addons yang dapat menutupi iklan di Facebook. Tetapi pihak Facebook kemudian mengubah kebijakan privasi yang tidak lagi bisa dibatasi oleh addons (filter iklan) manapun. Untuk bisa menampilkan iklan ini pun harus membayar ke pihak Facebook. Besarnya tarif iklan tentunya tergantung dengan ketentuan tampilan, seperti desain, lama tampilan, lokasi, dan sebagainya. Untuk Indonesia sendiri, pihak Facebook telah membuka layanan iklan domestik yang dibuat oleh pihak pemasang iklan dari Indonesia. Facebook bisa meraup uang miliaran rupiah per hari dari seluruh penayangan iklan dari pemasangannya di seluruh dunia.
Inilah sumber pendapatan terbesar dari Facebook, yaitu Google. Bagaimana Google membayarkan jasa untuk kepada Facebook?
Anda bisa mendapati akun Facebook saya dengan hanya menuliskan 'Leo Kusuma' pada mesin pencari Google. Disamping itu, Google pun akan mengarahkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kata kunci nama tersebut yang berasal dari Facebook. Ini bukan semata otomatisasi mesin pencari, melainkan sebagai bisnis. Info akun Facebook yang ditampilkan pada halaman hasil pencarian di Google tersebut ditampilkan atas seijin dari Facebook. Mereka telah menjalin kerjasama, sehingga Google bisa mendapatkan kode halaman profile Facebook seseorang, grup, fan page, ataupun likes group. Pengguna internet tentunya cukup akrab dengan mesin pencari Google, karena dianggap bisa menemukan apapun yang mereka cari, termasuk akun profile atau segala sesuatu dari Facebook. Inilah reputasi bisnis yang terus dipertahankan (dibayarkan) oleh Google. Jika Mark tidak menghendaki, Mark tidak akan memberikan kode halaman Facebook ke Google. Jika sudah begitu banyak seperti virus pengguna Facebook, lalu mereka tidak bisa menemukan Facebook, tentu mereka akan beralih ke mesin pencari lain. Faktor itu pula yang kemudian mendorong Google untuk menciptakan pesaing Facebook yang disebut Google Plus.
Pada awalnya, fungsi Facebook inbox hanya ditujukan untuk pengiriman pesan ke sesama pengguna akun Facebook. Jutaan pesan terkirim setiap harinya melalui layanan inbox, secara perorangan, pesan kelompok (pesan interaktif lebih dari satu dua orang), ataupun berupa pesan berantai. Frekuensi pengiriman pesannya bahkan mampu melampaui pengiriman pesan melalui layanan Yahoo!, Google Mail, maupun MSN Mail. Inilah bisnis baru yang dikembangkan. Sejak hampir dua tahun lalu, Facebook merubah kebijakan layanan pesan yang bisa dikirimkan ke penerima pesan di luar Facebook atau berupa alamat email. Jadi layanan inbox dari Facebook sudah bisa terhubung dengan layanan email. Tetapi ingat, tidak semua layanan email bisa digunakan sebagai tujuan pengiriman pesan. Seperti Yahoo! harus bekerjasama membuat kesepakatan bisnis dengan Facebook.
Beberapa waktu yang lalu Facebook sempat meluncurkan aplikasi chat berbasis OS Windows yang disebut Facebook Messenger. Sebelumnya, Facebook chat sudah bisa diakses melalui sejumlah software messenger seperti Pidgin (dengan Facebook chat plugin), bahkan Yahoo Messenger pun turut menyertakannya sebagai fitur layanan standar. Satu kali sempat muncul pengembang aplikasi (open source) yang mendesain Facebook Messsenger, tetapi aplikasi tersebut kemudian dimatikan, karena pihak Facebook menutup akses atas aplikasi ilegal tersebut. Melihat begitu besar pengguna Facebook chat, kemudian bermunculan aplikasi-aplikasi yang mengakses Facebook chat, termasuk aplikasi yang beroperasi pada OS Linux. Ini adalah peluang bisnis. Pihak Facebook akan bisa mendapatkan lebih banyak uang apabila mengembangkan aplikasi sendiri.
Salah satu aplikasi favorit pengguna ponsel BlackBerry adalah aplikasi “Facebook for BlackBerry”. Research in Motion (sekarang bernama BlackBerry) harus membayarkan cukup besar uang ke pihak Facebook atas lisensi aplikasi tersebut. Pengembangnya memang pihak RIM, tetapi otorisasi atas akses ke Facebook tadi bukan sesuatu yang gratis. Begitu pula dengan aplikasi Facebook pada ponsel Nokia. Lalu bagaimana dengan aplikasi Facebook for Android? Seluruh pengembang aplikasi Facebook berbasis Android meluncurkan dua versi, yaitu versi free dan versi berbayar. Apapun versinya, mereka tetap harus membayarkan layanan akses tersebut ke pihak Facebook. Jika tidak, Facebook akan membatasi layanan yang bisa diakses oleh aplikasi Facebook.
Twitter
Twitter sesungguhnya masih jauh lebih populer ketimbang Facebook. Sebagian besar orang mulai dari politisi, pejabat publik, tokoh publik, hingga salesman memiliki akun Twitter. Tweet adalah istilah untuk menggambarkan penyampaian pesan mulai dari isu-isu nasional, internasional, isu politik, hingga gosip kampung. Twitter memperkenalkan istilah 'hashtag' yang kemudian turut membentuk sebuah budaya baru dalam berkomunikasi di jejaring sosial. Tidak seperti Facebook yang dapat memuatkan pesan status dengan jumlah karakter lebih banyak, tetapi Twitter relatif lebih disukai untuk menyampaikan sebuah pesan khas yang disebut Tweet. Twitter mendapatkan uang dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang dilakukan oleh Facebook.
Sekarang ini untuk mendapatkan rangkaian Tweet tidak lagi harus memiliki akun Twitter. Siapapun bisa mendapatkannya hanya dengan mengakses melalui mesin pencari Google. Pihak Twitter menerbitkan fasilitas layanan yang menghimpun sejumlah Tweet dari pihak tertentu berdasarkan kelompok hashtag yang disebut Chiphistory. Di sinilah pihak Google kemudian harus membayarkan ke Twitter agar mesin pencarinya dapat menjangkau keseluruhan layanan Twitter yang dibuka ke publik. Tidak hanya Google, tetapi termasuk pula Yahoo! dan Bing (Microsoft). Tidak hanya Chiphistory, akses informasi seperti profile seseorang pun bisa diakses melalui mesin pencari. Tetapi semua itu tidak berarti gratis. Pihak pengelola mesin pencari (search engine) diharuskan membayarkan sejumlah tertentu ke pihak Twitter.
Bagaimana apabila seperti Google tidak mau bekerjasama dengan Twitter?
Twitter bisa membuat halaman (site) khusus yang diperlengkapi dengan mesin pencari sendiri. Tidak akan sulit bagi Twitter yang memiliki jutaan user untuk mensosialisasikan ataupun mempopulerkan di kalangan pengguna Twitter maupun bukan pengguna Twitter. Lalu Google, bisa jadi akan semakin ditinggalkan jutaan penggunanya di seluruh dunia, karena akan lebih baik mengakses mesin pencari yang bisa menjadi satu dengan Twitter. Bisnis bukan semata kesempatan untuk mencari peluang, tetapi kecerdikan untuk menutup peluang. Google mesti membayarkan lebih banyak uang ke Twitter agar membuka lebih banyak aksesnya ke mesin pencari Google, ketimbang membuka akses lebih banyak ke mesin pencari lainnya. Fakta inilah yang termasuk turut mendorong Google untuk meluncurkan dan mengembangkan Google Plus.
Sekedar informasi, pada tahun 2012, Twitter disebutkan membukukan penerimaan sebesar USD 350 juta atau sekitar Rp 3,22 triliun (Alexis Tsotsis, TechCrunch, 18 Desember 2012). Tetapi angka tersebut diperkirakan akan terus menanjak hingga estimasi di 2014. Perkiraan terkini untuk tahun 2013 akan menembus di atas angka USD 1 miliar atau sekitar Rp 9,2 triliun. Sebesar 50% di antaranya diperkirakan berasal dari jasa periklanan pada layanan mobile (mobile ads). Bisa dikatakan pula, Twitter lebih banyak menggantungkan sumber penerimaannya yang berasal dari jasa periklanan. Sesuatu yang mungkin luput dari pengamatan kebanyakan pengguna Twitter, bahwa hanya dengan satu tombol tadi yang kemudian membuat terjadi aliran jutaan dolar setiap bulannya.
Hanya dari sebuah perusahaan kecil yang semula mengembangkan situs jejaring sosial sampai pada IPO saham di Wall Street. Facebook merupakan korporasi dengan nilai mencapai ratusan juta dolar. Jejaring sosial yang mereka kembangkan, Facebook kini menjadi jejaring sosial nomor satu di dunia yang paling banyak digunakan secara luas oleh berbagai kalangan masyarakat di berbagai penjuru dunia. Siapapun boleh memanfaatkannya (Sign-up), tanpa harus dipungut biaya atas fasilitas dan layanan Facebook. Anda bisa menampilkan profil pribadi, meng-upload foto, dokumentasi tulisan, mengirimkan pesan (inbox), menjalin pertemanan, memanfaatkan fitur keamanan, bermain game, dan sebagainya. Tidak sedikit dari penggunanya yang mendapatkan manfaat positif, bahkan sampai pada manfaat finansial. Lalu apa yang diterima oleh Facebook dan Mark Zuckenberg?
Pernahkah Anda mendengar atau mungkin bermain aplikasi game di Facebook? Sebut saja di antaranya seperti Zinga, Poker, Farm Ville, dan lain sebagainya. Cukup dengan hanya memiliki akun Facebook sudah bisa mengakses game online yang disediakan oleh pengembangnya (pihak ketiga). Di sinilah Facebook meraup keuntungan finansial. Seluruh pengembang aplikasi permainan di Facebook harus membayarkan jasa pemanfaatan web kepada Facebook. Apalagi aplikas permainan tersebut masih dimainkan pada halaman Facebook. Para pengguna masih bisa mendapatkan notifikasi inbox, pertemanan, ataupun notifikasi news, tanpa harus berada di luar halaman Facebook. Sungguh mengasyikkan bukan? Nah, di situlah harga yang akan dimintakan oleh Facebook kepada pihak pengembang aplikasi permainan.
Facebook saat ini juga menyediakan ruang untuk iklan (advertising room) yang akan ditampilkan pada setiap akses di halaman dinding, profile, photos, notes, dan sebagainya. Sempat muncul semacam browser addons yang dapat menutupi iklan di Facebook. Tetapi pihak Facebook kemudian mengubah kebijakan privasi yang tidak lagi bisa dibatasi oleh addons (filter iklan) manapun. Untuk bisa menampilkan iklan ini pun harus membayar ke pihak Facebook. Besarnya tarif iklan tentunya tergantung dengan ketentuan tampilan, seperti desain, lama tampilan, lokasi, dan sebagainya. Untuk Indonesia sendiri, pihak Facebook telah membuka layanan iklan domestik yang dibuat oleh pihak pemasang iklan dari Indonesia. Facebook bisa meraup uang miliaran rupiah per hari dari seluruh penayangan iklan dari pemasangannya di seluruh dunia.
Inilah sumber pendapatan terbesar dari Facebook, yaitu Google. Bagaimana Google membayarkan jasa untuk kepada Facebook?
Anda bisa mendapati akun Facebook saya dengan hanya menuliskan 'Leo Kusuma' pada mesin pencari Google. Disamping itu, Google pun akan mengarahkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kata kunci nama tersebut yang berasal dari Facebook. Ini bukan semata otomatisasi mesin pencari, melainkan sebagai bisnis. Info akun Facebook yang ditampilkan pada halaman hasil pencarian di Google tersebut ditampilkan atas seijin dari Facebook. Mereka telah menjalin kerjasama, sehingga Google bisa mendapatkan kode halaman profile Facebook seseorang, grup, fan page, ataupun likes group. Pengguna internet tentunya cukup akrab dengan mesin pencari Google, karena dianggap bisa menemukan apapun yang mereka cari, termasuk akun profile atau segala sesuatu dari Facebook. Inilah reputasi bisnis yang terus dipertahankan (dibayarkan) oleh Google. Jika Mark tidak menghendaki, Mark tidak akan memberikan kode halaman Facebook ke Google. Jika sudah begitu banyak seperti virus pengguna Facebook, lalu mereka tidak bisa menemukan Facebook, tentu mereka akan beralih ke mesin pencari lain. Faktor itu pula yang kemudian mendorong Google untuk menciptakan pesaing Facebook yang disebut Google Plus.
Pada awalnya, fungsi Facebook inbox hanya ditujukan untuk pengiriman pesan ke sesama pengguna akun Facebook. Jutaan pesan terkirim setiap harinya melalui layanan inbox, secara perorangan, pesan kelompok (pesan interaktif lebih dari satu dua orang), ataupun berupa pesan berantai. Frekuensi pengiriman pesannya bahkan mampu melampaui pengiriman pesan melalui layanan Yahoo!, Google Mail, maupun MSN Mail. Inilah bisnis baru yang dikembangkan. Sejak hampir dua tahun lalu, Facebook merubah kebijakan layanan pesan yang bisa dikirimkan ke penerima pesan di luar Facebook atau berupa alamat email. Jadi layanan inbox dari Facebook sudah bisa terhubung dengan layanan email. Tetapi ingat, tidak semua layanan email bisa digunakan sebagai tujuan pengiriman pesan. Seperti Yahoo! harus bekerjasama membuat kesepakatan bisnis dengan Facebook.
Beberapa waktu yang lalu Facebook sempat meluncurkan aplikasi chat berbasis OS Windows yang disebut Facebook Messenger. Sebelumnya, Facebook chat sudah bisa diakses melalui sejumlah software messenger seperti Pidgin (dengan Facebook chat plugin), bahkan Yahoo Messenger pun turut menyertakannya sebagai fitur layanan standar. Satu kali sempat muncul pengembang aplikasi (open source) yang mendesain Facebook Messsenger, tetapi aplikasi tersebut kemudian dimatikan, karena pihak Facebook menutup akses atas aplikasi ilegal tersebut. Melihat begitu besar pengguna Facebook chat, kemudian bermunculan aplikasi-aplikasi yang mengakses Facebook chat, termasuk aplikasi yang beroperasi pada OS Linux. Ini adalah peluang bisnis. Pihak Facebook akan bisa mendapatkan lebih banyak uang apabila mengembangkan aplikasi sendiri.
Salah satu aplikasi favorit pengguna ponsel BlackBerry adalah aplikasi “Facebook for BlackBerry”. Research in Motion (sekarang bernama BlackBerry) harus membayarkan cukup besar uang ke pihak Facebook atas lisensi aplikasi tersebut. Pengembangnya memang pihak RIM, tetapi otorisasi atas akses ke Facebook tadi bukan sesuatu yang gratis. Begitu pula dengan aplikasi Facebook pada ponsel Nokia. Lalu bagaimana dengan aplikasi Facebook for Android? Seluruh pengembang aplikasi Facebook berbasis Android meluncurkan dua versi, yaitu versi free dan versi berbayar. Apapun versinya, mereka tetap harus membayarkan layanan akses tersebut ke pihak Facebook. Jika tidak, Facebook akan membatasi layanan yang bisa diakses oleh aplikasi Facebook.
Twitter sesungguhnya masih jauh lebih populer ketimbang Facebook. Sebagian besar orang mulai dari politisi, pejabat publik, tokoh publik, hingga salesman memiliki akun Twitter. Tweet adalah istilah untuk menggambarkan penyampaian pesan mulai dari isu-isu nasional, internasional, isu politik, hingga gosip kampung. Twitter memperkenalkan istilah 'hashtag' yang kemudian turut membentuk sebuah budaya baru dalam berkomunikasi di jejaring sosial. Tidak seperti Facebook yang dapat memuatkan pesan status dengan jumlah karakter lebih banyak, tetapi Twitter relatif lebih disukai untuk menyampaikan sebuah pesan khas yang disebut Tweet. Twitter mendapatkan uang dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang dilakukan oleh Facebook.
Sekarang ini untuk mendapatkan rangkaian Tweet tidak lagi harus memiliki akun Twitter. Siapapun bisa mendapatkannya hanya dengan mengakses melalui mesin pencari Google. Pihak Twitter menerbitkan fasilitas layanan yang menghimpun sejumlah Tweet dari pihak tertentu berdasarkan kelompok hashtag yang disebut Chiphistory. Di sinilah pihak Google kemudian harus membayarkan ke Twitter agar mesin pencarinya dapat menjangkau keseluruhan layanan Twitter yang dibuka ke publik. Tidak hanya Google, tetapi termasuk pula Yahoo! dan Bing (Microsoft). Tidak hanya Chiphistory, akses informasi seperti profile seseorang pun bisa diakses melalui mesin pencari. Tetapi semua itu tidak berarti gratis. Pihak pengelola mesin pencari (search engine) diharuskan membayarkan sejumlah tertentu ke pihak Twitter.
Bagaimana apabila seperti Google tidak mau bekerjasama dengan Twitter?
Twitter bisa membuat halaman (site) khusus yang diperlengkapi dengan mesin pencari sendiri. Tidak akan sulit bagi Twitter yang memiliki jutaan user untuk mensosialisasikan ataupun mempopulerkan di kalangan pengguna Twitter maupun bukan pengguna Twitter. Lalu Google, bisa jadi akan semakin ditinggalkan jutaan penggunanya di seluruh dunia, karena akan lebih baik mengakses mesin pencari yang bisa menjadi satu dengan Twitter. Bisnis bukan semata kesempatan untuk mencari peluang, tetapi kecerdikan untuk menutup peluang. Google mesti membayarkan lebih banyak uang ke Twitter agar membuka lebih banyak aksesnya ke mesin pencari Google, ketimbang membuka akses lebih banyak ke mesin pencari lainnya. Fakta inilah yang termasuk turut mendorong Google untuk meluncurkan dan mengembangkan Google Plus.
Sekedar informasi, pada tahun 2012, Twitter disebutkan membukukan penerimaan sebesar USD 350 juta atau sekitar Rp 3,22 triliun (Alexis Tsotsis, TechCrunch, 18 Desember 2012). Tetapi angka tersebut diperkirakan akan terus menanjak hingga estimasi di 2014. Perkiraan terkini untuk tahun 2013 akan menembus di atas angka USD 1 miliar atau sekitar Rp 9,2 triliun. Sebesar 50% di antaranya diperkirakan berasal dari jasa periklanan pada layanan mobile (mobile ads). Bisa dikatakan pula, Twitter lebih banyak menggantungkan sumber penerimaannya yang berasal dari jasa periklanan. Sesuatu yang mungkin luput dari pengamatan kebanyakan pengguna Twitter, bahwa hanya dengan satu tombol tadi yang kemudian membuat terjadi aliran jutaan dolar setiap bulannya.
Jika Anda pengguna Twitter tentu akan dengan mudah menemukan elemen 'Trending Tweet' pada Twitter Sidebar (lihat gambar di atas). Bagian Tweet paling atas atau disebut top tweet biasanya akan dijumpai tombol promosi bertuliskan [Promoted]. Sekedar informasi, institusi bisnis ataupun individual user akan membayarkan begitu banyak uang agar Tweet milik mereka ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat dan diketahui oleh follower potensial. Kemudian, apabila dicermati pada bagian 'Who to follow' yang terletak pada Twitter sidebar, akan ditampilkan sejumlah promoted account yang bisa di-follow oleh siapapun. Mereka ini bisa berasal dari kalangan bisnis, selebritis, yayasan atau kelembagaan tertentu yang tentunya mereka akan membayar Twitter untuk mempromosikannya. Perhatikan gambar di bawah ini.
Twitter memiliki fitur desain profil yang disebut fitur Enhanced Profile. Keistimewaannya, profil semacam ini akan diperbolehkan untuk memasangkan logo bisnis yang nantinya akan menjadi branding tweet. Logo branding diperlakukan tidak sama dengan picture profile seperti kebanyakan user profile. Fitur ini relatif belum lama diterapkan, tetapi diperkirakan akan mendulang cukup banyak uang bagi Twitter.
Anda ingin cepat terkenal? Cobalah layanan 'verified profile' agar pihak Twitter akan selalu mengarahkan penggunanya ke profil Anda. Layanan ini sering dimanfaatkan oleh para selebritis dengan membayarkan sejumlah uang USD 15.000 atau sekitar Rp 138 juta. Cara lain membuat terkenal melalui Twitter adalah membuat sebuah kejadian yang sangat luar biasa yang nuansa popularitasnya setara dengan bencana alam dasyat, meninggalnya artis/tokoh dunia, atau sebuah penemuan atau gebrakan yang merubah suatu kekuasaan. Itu pun tidak akan bertahan lama dan akan selalu muncul ke dalam top recommended to follow. Sosok terkenal sekalipun, tidak akan bisa mengendalikan, kecuali mereka mau membayarkan ke pihak Twitter.
Pengguna Twitter aktif tentunya akan sangat paham dengan penulisan kode ataupun bahasa sandi seperti tag maupun hashtag. Tetapi sedikit di antaranya yang mungkin memahami, apabila di sinilah tambang uang bagi Twitter. Siapapun boleh menuliskannya apa saja, karena pihak Twitter mengijinkan untuk melakukannya. Jika tujuan penulisan tag maupun hashtag adalah untuk kepentingan komersial, pihak Twitter akan mengenakan 'charge', terutama untuk perusahaan-perusahaan ataupun brand yang sudah lebih dulu populer. Sejumlah perusahaan dan brand asal Indonesia pun saat ini sudah dibidik dan menjadi klien Twitter. Jika tidak, pihak Twitter bisa saja akan mem-banned hashtag komersil tersebut.
BlackBerry ataupun iPhone (Apple) menggunakan aplikasi Twitter yang secara khusus didesain untuk penggunanya. Mengingat aplikasi tersebut tergolong aplikasi komersil, pihak Twitter pun berhak untuk mengenakan charge. Atas aplikasi serupa (komersil) pada Android maupun smartphone/tablet lainnya, pihak Twitter akan mengenakan charge. Sebagai imbal baliknya, Twitter memperbolehkan memasukkan kode berupa logo yang akan ditampilkan di setiap Tweet pada Twitter. Biasanya, para pembuat aplikasi tersebut maupun vendor akan mengenakan charge ke penggunanya secara berkala seperti sebulan sekali atau setiap kali update.
Wikipedia
Wikipedia merupakan ensiklopedia online yang dibangun secara bebas oleh pihak manapun. Jumlah kontributor yang terdaftar saat ini telah mencapai sebanyak 35 juta orang di seluruh dunia dalam berbagai edisi (Wikimapia, Wiki, Wikimedia, dan lain-lain). Seluruh layanan tersebut berada di bawah naungan perusahaan Wikimedia yang diprakarsai pembentukannya oleh Jimmy Wales dan Larry Sanger pada tahun 2001. Wikipedia kini telah menjadi ensiklopedia yang mampu mencakup keseluruhan karakter informasi dari pada kontributornya di seluruh dunia, serta tersedia dalam 285 bahasa dunia. Jimmy Wales mendesain sesuai dengan ketentuan literasi umum, sehingga informasi yang ditampilkan bisa dipertanggungjawabkan.
Inilah yang membedakan Wikipedia dengan Facebook maupun Twitter, bahwa perusahaan dan layanan adalah perusahaan non profit. Jimmy Wales tidak mengenakan charge seperti yang dilakukan oleh Facebook maupun Twitter. Pada tahun 2010, Wikipedia mendapatkan donasi yang nilai totalnya mencapai angka USD 16 juta atau sekitar Rp 147 miliar (Helen A.S. Popkin, NBC News Technology). Bisa dibayangkan, betapa sebuah organisasi non profit mampu menghimpun dana dari seluruh dunia hingga angka ratusan miliar rupiah. Nilai perusahaan sekarang ini, yaitu Wikipedia saja sudah diestimasikan mencapai angkai di atas USD 5 juta atau sekitar di atas Rp 46 miliar. Dengan begitu banyak terhubung dengan segala sumber informasi, nilai situsnya sendiri diperkirakan mampu melampaui nilai situs Facebook. Sekalipun demikian, Jimmy Wales dan Wikimedia tetap bersikukuh untuk bergerak secara non profit.
Jika berandai-andai, Jimmy Wales bisa saja akan mendapatkan pendapatan yang angkanya akan melampaui angka Mark Zuckenberg dan Facebook. Selain melalui donasi, darimana pula Jimmy Wales akan menghimpun pendapatannya?
Wikimedia memiliki sejumlah komunitas yang keseluruhannya telah dijalinkan relasi dan koordinasi. Melalui komunitas tersebut, Jimmy akan menjalinkan layanan (jasa) kerjasama untuk membuatkan situs untuk institusi bisnis maupun pemerintahan. Di sinilah Wikimedia melalui komunitasnya akan menghimpun dana yang tidak sedikit. Sekalipun penghimpunannya masih dilakukan secara sukarela, tetapi nilai yang terhimpun dari seluruh dunia bisa mencapai miliaran rupiah per tahunnya. Inilah yang disebut dengan jenis penghimpunan donasi aktif di mana parisipannya langsung menyalurkan dana seketika setelah menerima jasa. Google pun sangat terbantu dengan layanan Wikipedia. Itu sebabnya Google selalu memberikan prioritas pencarian terhadap setiap kata kunci untuk diarahkan ke Wikipedia dan layanan sejenisnya.
Mozilla
Mozilla adalah nama grup software yang selama ini dikenal dengan Mozilla Firefox. Browser yang telah digunakan sebanyak lebih dari 450 juta pengguna di seluruh dunia. Popularitasnya kini mampu menyamai Google Chrome, serta sudah memiliki beragam varian (turunan). Selain Firefox, Mozilla merilis pula software lain seperti Thunderbird, Firebird, SeaMonkey, Bugzilla, dan rencananya akan dirilis Firefox OS (sistem operasi untuk aplikasi mobile berbasis Linux). Mozilla pun telah mengeluarkan aplikasi mobile seperti browser Firefox maupun Thunderbird. Siapapun mereka dan apapun latar belakangnya boleh mengunduh dan memanfaatkan secara gratis. Pihak Mozilla tidak mengenakan charge atas layanan tersebut.
Lalu bagaimana caranya Mozilla menghimpun pendapatan (keuntungan)?
Mozilla dibangun pada dua perusahaan yang sama, yaitu Mozilla Foundation dan Mozilla Corporation. Perbedaannya, Mozilla Foundation berbasis organisasi non profit, sementara Mozilla Corporation berbasis perusahaan swasta (dikenakan pajak). Dalam hal ini, Mozilla Corporation merupakan subsidiari dari Mozilla Foundation. Keduanya saling terhubung, tetapi keduanya pula memiliki cara memperoleh sumber pendapatan yang berbeda. Mozilla Foundation menitikberatkan pada donasi, sementara Mozilla Corporation melakukan aktivitas komersial. Pada tahun 2010, Mozilla Foundation disebutkan mampu menghimpun penerimaan total sebesar USD 123,3 juta atau sekitar Rp 1,134 triliun. Sementara Mozilla Corporation di tahun 2011 mampu membukukan keuntungan bersih sebesar USD 21 juta atau sekitar Rp 193,2 miliar.
Sumber pendapatan terbesar yang dihimpun oleh Mozilla berasal dari Google. Jika Anda saat ini menggunakan browser Firefox, akan tersedia opsi kota pencari atau pencarian yang nantinya akan mengarah ke mesin pencari (search engine) di mana Google menjadi salah satu opsinya. Ketika Anda mencari sesuatu dengan mengetikkan kata kunci pada url bar, secara otomatis hasil pencarian diarahkan ke Google. Atas layanan ini, pada tahun 2011 telah tercapai kesepakatan kontrak pembayaran di mana pihak Google membayarkan sejumlah USD 300 juta per tahun atau sekitar Rp 2,76 triliun per tahun selama 2011 hingga 2013 ke pihak Mozilla Corporation. Kabarnya, penerimaan tersebut setidaknya menyatakan 91-94% dari total penerimaan Mozilla Foundation per tahunnya. Hanya sebuah organisasi yang diisi karyawan kurang lebih 600 orang.
Inilah sebuah peradaban baru dalam teknologi informasi yang bernama Google. Perusahaan multinasional yang bergerak di bidang teknologi dan informasi telah menjangkau layanannya di seluruh penjuru dunia. Setiap pengguna komputer aktif akan mengetahui dan hanya mengetahui nama “Google” sebagai mesin pencari dan email. Tidak seperti Yahoo! Mail yang memiliki layanan khusus dan berbayar, tetapi Google Mail memberikan seluruh layanan tersebut secara gratis (free). Kiprah mesin pencari sudah dimulai sejak tahun 1998 di Menlo Park, California. Google kini memiliki beberapa subsidiari antara lain AdMob, DoubleClick, Motorola Mobility, On2 Technologies, Picnik, Youtube, dan Zagat. Google bukan lagi tentang layanan email dan mesin pencari, melainkan berupa layanan pusat data (data center) yang banyak digunakan institusi di berbagai negara, serta kini telah merambah ke produsen smartphone. Google pula telah mengeluarkan pesaing Facebook yang bernama Google Plus.
Ketika Anda membuka halaman mesin pencari Google atau apapun yang kemudian mengarahkan Anda ke mesin pencari Google, Anda sudah membuka kesempatan bagi Google untuk meraup sejumlah uang. Halaman mesin pencari Google bukan sekedar menampilkan hasil pencarian, melainkan memiliki unsur komersial. Apalagi elemen dari unsur komersial tersebut berada pada halaman pertama maupun kedua dari kata kunci pencarian. Google mengelompokkan setiap kata kunci yang nantinya akan mengarahkan pada klien-kliennya di seluruh dunia. Google memiliki layanan iklan yang disebut Adwords yang disebutkan menjadi salah satu tambang uang bagi perusahaan tersebut. Jutaan perusahaan atau layanan komersial setiap harinya dilayangkan melalui Adwords maupun Google Adsense. Sekitar 96% dari total penerimaan Google (di tahun 2012) diperoleh dari jasa periklanan sebesar Rp USD 37,9 miliar atau sekitar Rp 348,68 triliun (VentureBeat 2012). Angka yang cukup fantastis bukan? Inilah diagram sumber uang Google yang diperoleh dari jasa periklanan.
Dengan segala layanannya saat ini, Google membangun layanan pusat data atau disebut Google's Data Center yang berlokasi di Iowa. Pusat data tersebut bisa dimanfaatkan oleh institusi manapun, dan tentunya berbayar. Pihak Google akan membantu kliennya membangun basis data yang efisien, sehingga bisa lebih mudah diakses dan diorganisasikan oleh kliennya di seluruh dunia. Memang tidak sefantastis pemasukan dari jasa periklanan, bahkan pertumbuhannya terkesan lambat. Pada tahun 2012 lalu, layanan Data Center hanya bisa memberikan kontribusi penerimaan (revenue) sebesar USD 3,27 miliar atau sekitar Rp 30,08 triliun (DataCenter Dynamics, 23 Januari 2013).
Sumber: GoogleBlog
Sumber: http://leo4kusuma.blogspot.co.id/2013/03/membongkar-tambang-uang-facebook.html
LINE
Dalam laporan keuangan Line kuartal empat 2013, tercatat bahwa pendapatan Line Corporation dari bisnis intinya, yaitu aplikasi Line, mencapai 12,2 miliar yen Jepang (atau sekitar Rp 1,4 triliun) atau naik 20 persen dari kuartal sebelumnya dan tumbuh 450 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun 2012.
Perusahaan asal Jepang itu melaporkan, total pendapatan sepanjang 2013 dari aplikasi Line mencapai 34,3 miliar yen Jepang.
Global Business Development Team Manager Line, Jinny Kim mengatakan, game memberi kontribusi terbesar untukLine, sebesar 60 persen. Sementara stiker digital, hanya memberi kontribusi 20 persen, dan sisanya disumbang dari bisnis lainnya seperti akun resmi dari sebuah institusi dan stiker sponsor.
INSTAGRAM
Adalah Adam D’Angelo, Chief Executive Officer (CEO) dari website khusus tanya jawab Quora, yang mencoba menjawab pertanyaan "dari mana instagram mendapatkan keuntungan ?". Kebetulan, Adam juga merupakan mantan penyelamat kelangsungan hidup Instagram ketika Instagram menghadapi masa-masa sulit di awal kemunculannya. Namun dengan rendah hati, Adam hanya menyebut dirinya sebagai ‘mantan investor di Instagram’. Terlepas dari pro kontra tersebut, tidak ada yang menyangkal kalau Adam merupakan salah satu ‘orang dalam’ yang tahu cukup banyak soal strategi bisnis Instagram.
Menurut Adam, salah satu cara Instagram mendapatkan uang adalah dari iklan yang mereka tampilkan di layanan mereka. Namun Instagram belum membuka peluang beriklan tersebut secara bebas. Mereka hanya menerima pengiklan-pengiklan besar, dan tak lupa mereka juga membuat iklan tersebut tampak menarik agar tidak mengganggu pandangan para pengguna mereka. Facebook, sang pemilik Instagram, pun sepertinya tidak mau terburu-buru dalam hal ini. Mereka tak ingin Instagram kehilangan kesan ‘cool’, seperti yang terjadi pada mereka saat ini.