Jati diri adalah identitas khusus, ciri khusus, karakter khusus yang membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Setiap benda pasti bermanfaat manakala ia diketahui jati dirinya. Misalnya, kotoran ayam. Walaupun ia menjijikkan, bau, dan mukokno uwong. Tapi karena ia mempunyai ciri khusus, mempunyai manfaat khusus, ia pun dicari orang.Bagi sebagian orang, identitas tidak penting, asal hidup, makan, minum, bergembira banyak uang sudah cukup. Sebagian lagi menganggap identitas adalah penting. Di internal hismag pun kecenderungan ini terjadi. Ada yang menganggap penting, dan ada yang menganggap tidak penting. Suara Hismag edisi idul fitri 1429 H/2008 (hal. 1-3) mengangkat tema pencarian jati diri itu.
Siswa-siswi kini mudah terjebak dengan gejala negatif seperti seks
bebas, penagihan dadah dan merokok. Perkara ini amat membimbangkan
masyarakat dalam melahirkan pemimpin yang berwibawa di masa hadapan.
“Gejala negatif ini berlaku disebabkan kecanggihan teknologi tanpa
sempadan, kurang didikan ibu bapa, pengaruh rakan sebaya, dan pilihan
individu itu sendiri”, kata pelakon terkenal, Yatt Hamzah yang hadir
dalam ceramah Sayangi Dunia Remajamu.
Ceramah Sayangi Dunia Remajamu, Sembang santai bersama Yatt Hamzah
anjuran Majlis Perwakilan Pelajar (MPP) dan Sahabat Yayasan Dakwah
Islamiah Malaysia (YADIM) telah berlangsung di Kompleks Cahaya 1 pada 23
September lepas.
“Siswa-siswi perlulah mempunyai prinsip hidup dan jati diri bagi
mengelakkan diri daripada mudah terjebak dengan gejala-gejala negatif.
Sebagai siswa-siswi, kita sepatutnya dapat membezakan perkara yang baik
dan buruk sebelum melakukan perkara”, kata Pengerusi Sahabat Yadim
Universiti Sains Malaysia (USM), Nazurah Mohd Noh.
Menurutnya lagi, siswa-siswi seharusnya bersikap lebih matang dalam
membuat sesuatu keputusan. Sekiranya mengalami masalah, janganlah
mengambil jalan mudah untuk selesaikan masalah seperti bunuh diri.
Tekanan dalam pelajaran adalah perkara biasa yang perlu dihadapi oleh
siswa-siswi. Rokok dan dadah bukanlah cara untuk menghilangkan tekanan,
malah menambah lagi masalah kepada individu itu sendiri. Siswa-siswi
perlulah bijak memanfaatkan sepenuhnya kehidupan di universiti dengan
mengikuti program-program yang dianjurkan”, tambahnya lagi kepada Berita
Kampus.
Orang yang memiliki jati diri sangat beruntung karena ia mampu untuk mngenal akan kekurangan dan kelebihan dirinya, dengan demikian ia dapat mengendalikan dirinya untuk berhasil. Kira-kira peran BK dalam membangun jati diri gimana? Kalau menurut pendapat saya, peran BK dalam membangun jati diri terutama dalam mempengaruhi lingkungan. Dan, penciptaan lingkungan itu biasanya melalui dua cara, yaitu Pertama, penciptaan kondisi.
Kedua, melalui penyadaran. Bila dengan cara melalui penciptaan
kondisi berarti untuk menumbuhkan jati diri membutuhkan sosialisasi.
Orang itu diadaptasikan kepada situasi yang kondusif. Bila menggunakan
pendekatan penyadaran, maka membutuhkan pemikiran dan penghayatan,
membutuhkan contoh, dan membutuhkan proses adopsi. Dan, seberapa besar
pengaruh lingkungan kontribusinya terhadap tumbuhnya jati diri
seseorang, itu tergantung kepada modal dasar jati diri yang dimiliki
orang itu.
Bimbingan Konseling (BK) yang pada prinsipnya secara
operasional melakukan pendampingan terhadap kliennya, proses pemikiran
dan penghayatan dapat dilakukan melalui contoh, diskusi, analisis
situasi, melalui cerita komparatif, dan cara-cara lainnya. Memang,
kemudian pada akhirnya timbul pertanyaan, bagaimana guru BK menyikapi
masalah ini? guru Bimbingan Konseling (BK) tidak benar
menghadapi masalah siswa dipecahkan secara sama rata.
Guru, seharusnya memerinci spesifikasi setiap
permasalahan siswa, sehingga ditemukan profil dari masalahnya, dan
akhirnya menentukan metodologi untuk pemecahannya, secara langsung atau
diperlukan langkah tahapan. Dia harus memilih keunikan masalah, dan
berikutnya menetapkan metodologi untuk memecahkannya yang tepat. Dari
segala macam pendekatan pemecahan masalah manusia yang dapat dilakukan,
model pendampingan merupakan cara pemecahan masalah yang (1) manusiawi,
(2) partisipatif, (3) menyenangkan siswa, dan (4) dapat dijamin
hasilnya.
Oleh karena itu model pendampingan yang sekarang ini telah digunakan
orang untuk berbagai cara penyuluhan, bimbingan, dan lain-lain dapat
digunakan sebagai cara yang terpilih dan memiliki keunggulan. Melalui
pendampingan kita dapat mengenal klien lebih mendalam dan komprehensif.
Saya yakin, bahwa dengan melalui pendampingan kita pun juga dapat
menjalin dengan klien dengan lebih interaktif dan komunikatif.
Sehingga, tidak mustahil kalau kemudian terjadi keakraban yang
dinamis antar klien dengan pembimbing. Segala persoalan klien dapat
terdeteksi dan dapat dipecahkan dengan tuntas dan memuaskan. Dalam
konteks inilah, jelas bahwa dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut: Apakah memungkinkan BK dapat membangun jati diri siswa,
tergantung kepada penciptaan lingkungan yang kondusif. Pada prinsipnya
setiap orang itu memiliki jati dirinya yang unik.
Dan, ternyata lingkungan memungkinkan dapat membangun jati diri
seseorang apabila kepada orang itu dihadapkan kepada: Pertama, kejadian
yang mengesankan. Kedua, ditemukan kejadian yang alamiah, dan ketiga
adalah dihadapkan kepada lingkungan artifi sial yang cocok.
0 komentar:
Post a Comment